Donor
Wellcome (nomor hibah 226120/Z/22/Z)
Investigator
dr. Robert Sinto, DPhil (Principal Investigator)
dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E, Subsp.Ven. (Co-investigator)
Prof. Erni Juwita Nelwan (Co-investigator)
dr. Adeline Pasaribu, Sp.PD (Co-investigator)
dr. Prima Yosephine Hutapea, MKM (Co-investigator)
dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM (Co-investigator)
Prof. Raph L. Hamers (Co-investigator)
Dr. Suwarti (Co-investigator)
Mitra
Kementerian Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Durasi
September 2024 – September 2029
Virus Mpox pertama kali dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Juli 2022 akibat peningkatan kasus yang cepat di beberapa negara. Meskipun KKMD telah diumumkan berakhir pada Mei 2023 berkat penurunan jumlah kasus global, peningkatan kasus kembali terjadi di Republik Demokratik Kongo (RDK) dan negara-negara Afrika lainnya sehingga Organisasi Kesehatan Dunia kembali menyatakan Mpox sebagai KKMD pada Agustus 2024. Di tengah tantangan ini, negara-negara seperti Indonesia telah menerapkan program vaksinasi menggunakan vaksin Modified Vaccinia Ankara – Bavarian Nordic (MVA-BN)–yang awalnya dikembangkan untuk cacar–untuk melindungi populasi berisiko tinggi. Namun masih ada gap dalam pemahaman terkait efektivitas vaksin dan efeknya terhadap imunitas jangka panjang. Studi IND-IMOVA berusaha mengisi gap tersebut dengan menyelidiki respons imun baik terhadap infeksi natural maupun vaksinasi Mpox.
Studi observasional ini dirancang untuk mempelajari bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons vaksin MVA-BN. Fokus studi ini adalah memahami seberapa baik vaksin tersebut bekerja, seberapa lama perlindungannya berlangsung, dan bagaimana faktor-faktor seperti infeksi Mpox sebelumnya, kondisi kesehatan, dan jadwal vaksinasi memengaruhi respons imun.
Studi ini akan melibatkan hingga 200 peserta di Indonesia yang terdiri dari orang-orang yang telah mendapatkan satu atau dua dosis vaksin MVA-BN dari program vaksinasi nasional dan orang-orang yang pernah tertular Mpox. Dengan menganalisis sampel darah dari para peserta studi pada beberapa titik waktu, para peneliti akan mengukur tingkat antibodi dan penanda imun lainnya. Hal ini akan membantu para peneliti memahami tidak hanya seberapa efektif vaksin dalam menghasilkan imunitas, tetapi juga bagaimana faktor-faktor lain dapat memengaruhi respons imun.
Studi ini merupakan bagian dari SEACOVARIANTS, platform penelitian multidisiplin yang bertujuan untuk melakukan penilaian cepat terhadap signifikansi biologis dari berbagai varian COVID-19 dan patogen-patogen lain di Asia Tenggara. Dengan demikian, SEACOVARIANTS berupaya mendukung perumusan kebijakan lokal yang berbasis bukti.
Studi IND-IMOVA menggali pelajaran-pelajaran penting untuk merumuskan kebijakan publik terkait pencegahan penyebaran Mpox. Dengan mengidentifikasi praktik vaksinasi yang paling efektif dan mempelajari durasi serta kekuatan respons imun, studi ini mendukung upaya pengendalian penyebaran Mpox dan perlindungan kelompok-kelompok rentan dari sakit berat.
Perekrutan pasien akan dimulai pada September 2024.