Bangkok, Thailand – Didanai oleh Wellcome Trust, MODRA merupakan hasil kolaborasi antara Oxford University Clinical Research Unit (OUCRU) dan Mahidol Oxford Tropical Medicine Research Unit (MORU). Program ini bertujuan untuk mengubah lanskap penelitian kesehatan di Asia Selatan dan Tenggara dengan cara meningkatkan keterampilan peneliti dan memupuk komunitas ilmuwan yang dinamis.
MODRA memilih kelompok peserta pertamanya, terdiri dari 15 peneliti pascadoktoral berbakat, pada Juli 2024 lalu. Seleksi tersebut merupakan awal dari program berdurasi 18 bulan yang dirancang untuk membekali para ilmuwan awal karier dengan keterampilan penting untuk menjadi ilmuwan kesehatan yang sukses.
Lokakarya MODRA pertama, diadakan di Bangkok pada September 2024, menawarkan kurikulum pelatihan yang meliputi topik-topik seputar mencari ide riset, menulis proposal, merancang anggaran, dan berjejaring. Pelatihan ini menghadirkan jajaran fasilitator terkemuka, yaitu:
- Dave Gandy (Grants Contracts Manager, MORU): Penulisan Hibah (Penulisan Proposal; Perencanaan Keuangan Persiapan Anggaran).
- Dr Maneerat Ekkapongpisit (Director, MORU): Design Thinking.
- Grid Ganjina: (Project Manager, MORU): Design Thinking.
- Nantamon Netikul (Training and Development Manager, MORU): Analisis SWOT.
- Sasipim Arttayakul (Training Development Officer, MORU): Analisis SWOT.
Kami juga turut mengundang panel terhormat yang terdiri dari para peneliti MORU untuk berbagi pengalaman dan saran mereka tentang meniti karier dari peneliti pascadoktoral hingga menjadi pemimpin riset independen.
- Prof Mavuto Mukaka (Head of Statistics, Clinical Trials Support Group, MORU)
- Prof Stuart Blacksell (Head of MORU Health Safety, MORU)
- Prof Direk Limmathurotsakul (Head of Microbiology, MORU)
- Prof Arjen Dondorp (Deputy Director of MORU and Head of Malaria Critical Illness, MORU)
- Dr Thomas Peto (Infectious Disease Epidemiologist, MORU)
- Dr Claire Chewapreecha (Wellcome International Intermediate Fellow, MORU)
Salah satu sesi dalam lokakarya ini adalah pengenalan ‘Design Thinking’. Metode pemecahan masalah ini mendorong para peneliti untuk menjawab tantangan kesehatan yang kompleks dengan solusi kreatif.
Tujuan utama lain MODRA adalah memberdayakan peserta agar lebih mampu berkompetisi untuk memenangkan dan hibah internasional. Para peserta dibekali dengan keterampilan penting, mis. penulisan proposal dan penyiapan anggaran, yang memungkinkan mereka untuk menuangkan ide penelitian ke dalam proposal ilmiah yang konkret.
Proyek-proyek yang menjanjikan berkesempatan untuk mendapatkan MODRA Seed Award dengan nilai hingga USD30.000. Dana ini mendukung pelaksanaan ide-ide penelitian, memberikan peluang unik bagi ilmuwan awal atau tengah karier untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam memimpin seluruh siklus penelitian.
Dr Leigh Jones, Academic Training Leader at OUCRU MORU and Director of MODRA, mencatat, “Banyak peneliti muda berkesulitan memulai penelitian mereka, seringkali karena kurangnya pengalaman dalam mengajukan hibah. MODRA akan mempersiapkan mereka untuk meraih dana hibah yang kompetitif, baik internasional maupun lokal.”
Di luar ruang kelas, lokakarya MODRA berhasil membangun rasa kebersamaan di antara para peserta. Lingkungan yang kolaboratif membantu para peneliti awal karier untuk terhubung dengan rekan-rekannya yang berasal dari latar belakang yang beragam, berbagi ide, dan membuka jalan untuk berkolaborasi di masa depan.
Keberhasilan lokakarya MODRA pertama ini merupakan awal dari banyak lokakarya MODRA selanjutnya, baik di Vietnam maupun Indonesia. Ikuti terus perkembangan para penelitinya dan saksikan bagaimana ide-ide penelitian berubah menjadi nyata.
www.modracademy.org