Desember 17, 2024

Klorokuin dan Hidroksiklorokuin Punya Efek Moderat Cegah COVID-19, Ungkap Riset Klinis Besar

12 Desember 2024 – Uji klinis baru menunjukkan bahwa klorokuin dan hidroksiklorokuin memberikan perlindungan moderat terhadap virus Covid-19. Para partisipan riset yang meminum klorokuin (CQ) atau hidroksiklorokuin (HCQ) punya risiko terinfeksi Covid-19 bergejala 15% lebih rendah dibandingkan kelompok plasebo. Melibatkan lebih dari 4.600 sukarelawan, uji klinis ini merupakan studi terbesar di dunia tentang manfaat kedua obat dalam mencegah Covid-19.

Dipublikasikan di PLOS Medicine, riset bernama COPCOV ini juga menunjukkan bahwa kedua obat bisa menekan risiko penyakit pernapasan lain dan mengurangi absensi kerja akibat sakit. Selain itu, hidroksiklorokuin dan klorokuin terbukti aman serta dapat ditoleransi dengan baik oleh para peserta uji klinis.

Klorokuin digunakan di berbagai RS di Indonesia sebagai bagian dari pengobatan Covid-19. Foto oleh Aditya Pradana Putra, ANTARA.

OUCRU Indonesia dan OUCRU Nepal turut berperan dalam studi ini. OUCRU Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan uji klinis COPCOV di Indonesia, sedangkan OUCRU Nepal memimpin risetnya di Nepal. Keduanya bekerja sama erat dengan berbagai mitra lokal di masing-masing negara. Studi ini dipimpin oleh Mahidol Oxford Tropical Medicine Research Unit dan dilaksanakan di 26 lokasi di sebelas (11) negara, termasuk Benin, Pantai Gading, Kenya, Mali, Niger, Pakistan, Thailand, Inggris, dan Zambia.

Perjalanan Penuh Tantangan

Studi COPCOV sudah dimulai sejak tahun 2020, tetapi menghadapi banyak kendala pada awal pelaksanaannya. Pada awal pandemi, beredar klaim keliru tentang bahaya hidroksiklorokuin yang memicu ketakutan publik. Akibatnya, berbagai otoritas kesehatan menarik dukungan terhadap obat ini dan mencabut izin guna daruratnya. Berbagai uji klinis serupa terpaksa dihentikan atau ditunda.

Belakangan, diketahui bahwa obat ini tidak efektif untuk pasien COVID-19 yang sudah dalam kondisi parah. Namun, potensi hidroksiklorokuin dan klorokuin dalam mencegah infeksi masih belum jelas, sehingga perdebatan terus berlangsung.

Meski menghadapi berbagai hambatan, studi COPCOV akhirnya berhasil diselesaikan. Pada Maret 2022, studi ini berhasil merekrut 4.652 sukarelawan di 26 lokasi di sebelas (11) negara.

Perlindungan Moderat terhadap COVID-19 dan Penyakit Pernapasan Lain

Hasil studinya menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin dan klorokuin memberikan perlindungan moderat terhadap COVID-19. Setelah mengonsumsi salah satu obat ini setiap hari selama tiga (3) bulan, para peserta studi memiliki risiko sakit COVID-19 bergejala 15% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo. Meskipun tingkat perlindungannya tidak sekuat vaksin, efek ini bermanfaat saat awal pandemi, ketika vaksin belum tersedia.

Studi ini juga mengungkap bahwa klorokuin dan hidroksiklorokuin bisa mencegah penyakit pernapasan lainnya dan mengurangi absensi kerja. Secara rata-rata, para peserta yang meminum salah satu obatnya kehilangan 337 hari kerja per seribu (1.000) orang selama tiga (3) bulan, sementara kelompok plasebo kehilangan 441 hari. Dengan kata lain, obat ini membantu mengurangi absensi kerja hingga 104 hari. Efek ini bisa sangat bermanfaat dalam mengatasi pandemi, terutama saat awal pandemi.

Melihat Ke Depan 

Saat ini, hidroksiklorokuin dan klorokuin mungkin sudah jarang digunakan sejak munculnya vaksin. Namun, temuan dari studi COPCOV memberikan wawasan penting tentang peran kedua obat ini saat awal pandemi. “Obat-obat ini tetap menjadi bagian dari alat potensial kita saat menghadapi ancaman kesehatan baru,” kata Assoc. Prof. Raph Hamers, salah satu peneliti dalam studi ini sekaligus Kepala Program Riset Klinis Penyakit Menular OUCRU Indonesia.

Raph juga menekankan pentingnya penelitian berkualitas tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan global. “Menyelesaikan studi ini sangat menantang di tengah pandemi. Penelitian klinis yang baik sangat penting untuk memberikan dasar intelijen dalam menghadapi epidemi di masa depan,” tambahnya.

Studi ini didanai oleh COVID-19 Therapeutics Accelerator dari Wellcome dan diadakan atas kerja sama dengan berbagai institusi penelitian global. Terlepas dari tantangan pandemi, studi COPCOV telah memberikan wawasan penting tentang strategi pencegahan pada awal pandemi serta memperkuat pentingnya penelitian klinis yang menyeluruh dalam menghadapi krisis kesehatan global.

Loading...
Skip to content